Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana, yang artinya Orang Muda yang Suka Berkarya. Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan (Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan No. 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan).
Pramuka pertama kali dikenalkan oleh Robert Baden Powell pada tahun 1908 dalam sebuah buku berjudul Scouting For Boys yang isinya berupa gagasan tentang pendidikan luar sekolah untuk anak-anak. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout. Tahun 1912 didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides.
Pramuka di Indonesia mulai dibentuk secara resmi pada tahun 1945 dengan nama Pandu Rakyat Indonesia. Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putra, Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Terdapat banyak organisasi-organisasi kepanduan di Indonesia yang menimbulkan perpecahan, maka pada tahun 1961 organisasi-organisasi dipersatukan dalam satu wadah Gerakan Pramuka melalui Keputusa Presiden RI No. 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Tujuan dan Fungsi Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka merupakan wadah pembinaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia agar menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, pantang menyerah, moral budi pekerti, dan kuat keberagamaan, sehat jasmani dan rohani serta mempunyai tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dalam AD/ART Gerakan Pramuka pada Kwartir Nasional Gerakan Pramuka disebutkan tujuan gerakan Pramuka adalah sebagai berikut:
a. Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya di sesuaikan dengan keadaan, kepentinagn dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia, agar mereka menjadi manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur yang:
- Kuat mental, tinggi moral, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Tinggi kecerdasan dan mutu keterampilan.
- Kuat dan sehat jasmani.
b. Warga negara republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada negara kesatuan RI, serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara.
Kode Kehormatan Pramuka
Kode Kehormatan Pramuka terdiri dari Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma.
a. Satya, yaitu:
- Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan.
- Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji.
- Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
b. Dharma, yaitu:
- Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.
- Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong peserta didik menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
- Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong.
- Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggung jawab dan penentuan putusan.
Kegiatan Pramuka
Menurut PAH Tim (2012) dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (2012), terdapat bermacam-macam kegiatan kepramukaan antara lain yaitu:
a. Peraturan Baris Berbaris (PBB)
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Baris-berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu karakter tertentu. Maksud dan tujuan baris berbaris adalah menumbuhkan sikap jasmani yang tegap, tangkas, rasa persatuan, rasa disiplin, dan tanggung jawab.
b. Upacara
Kegiatan Pendidikan kepramukaan selalu diawali dan diakhiri dengan upacara pembukaan dan upacara penutupan. Upacara ini bertujuan untuk menanamkan dan mengembangkan rasa cinta tanah air, jiwa pancasila, kedisiplinan dan kepedulian sosial.
c. Api Unggun
Api unggun tidak dapat lepas dari acara di perkemahan karena sudah dianggap khas, dimana ada perkemahan disitu pasti ada api unggun. Di samping menggembirakan acara api unggun juga memberi nilai yang positif. Misalnya mempererat persaudaraan, memupuk kerja sama atau rasa gotong royong, meningkatkan rasa keberanian dan rasa percaya diri, menciptakan suasana kebebasan dan kegembiraan, memupuk kedisiplinan serta mengembangkan bakat. Sedangkan bentuk upacaranya, api unggun sebagai titik pusat sehingga tidak ada titik mula dan titik akhir.
d. Perkemahan
Untuk dapat berkemah dibutuhkan pengetahuan dan cara berkemah yang praktis. Tentu saja bagi setiap pramuka dituntut harus bisa dan biasa melaksanakan perkemahan. Perkemahan da banyak jenisnya. Tujuan dari berkemah juga bermacam-macam.
e. Pengembaraan dan Hiking
Pengembaraan bagi penggalang bisa dilakukan oleh perorangan maupun kelompok atau regu. Biasanya diadakan pencarian tanda jejak, kompas. Hiking berarti pula perjalanan jauh, pengembangan, penjelajahan yang bersifat latihan fisik serta mental.
f. Membuat hasta karya
Membuat hasta karya bertujuan untuk membina penggalang menjadi orang yang bisa memenuhi kebutuhannya dengan tidak bertanggung jawab kepada orang lain. Latihan membuat hasta karya ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah setempat, sehingga dengan demikian kecakapan dari yang diperoleh melalui latihan benar-benar efektif.
g. PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
Pertolongan pertama pada kecelakaan dapat dikatakan sebagai usaha yang dilakukan untuk menolong penderita dari suatu kecelakaan agar tidak terjadi akibat yang lebih parah lagi. Tujuan pemberian pelatihan PPPK pada penggalang agar memiliki pengetahuan, ketrampilan, serta percakapan dan kesiapan untuk memberikan pertolongan apabila terjadi kecelakaan. Lewat kegiatan ini aspek kepribadian yang dapat terbentuk adalah tanggung jawab, percaya diri, kemampuan mengambil keputusan.
h. Pionnering
Pionnering berarti bangunan darurat yang merupakan perpaduan antara tali-temali dan konstruksi. Dalam kegiatan ini penggalang diajari bagaimana cara mengatasi keadaan darurat dengan menggunakan sarana yang ada misalnya menggunakan peralatan pramuka seperti tongkat dan tali, menara tempat penyampaian informasi dengan tiang bendera, semaphore.
i. Menaksir
Menaksir berarti mengira-ngira atau menduga dengan perhitungan. Di dalam pramuka biasanya ada dua, yaitu menaksir tinggi dan menaksir jarak. Dalam melakukan keduanya, para penggalang dituntut untuk menerapkan ilmu matematika dan ketrampilan memperkirakan. Dikatakan demikian sebab dalam menaksir penggalang memperhatikan jarak dan ketinggian dengan mempergunakan sudut rumus teori pytagoras. Alat yang digunakan menaksir adalah tongkat, kompas, dan tali semacamnya. Kegiatan penggalang untuk memperkirakan jarak serta ketinggian dengan perkiraan yang mendekati kebenaran.
j. Bhakti masyarakat
Bhakti masyarakat merupakan kegiatan yang melibatkan penggalang dalam membangun dan memelihara lingkungan dimana ia berada. Kegiatan ini ditujukan untuk membentuk sikap bertanggung jawab pada diri penggalang. Bhakti masyarakat bisa berupa kebersihan lingkungan, penghijauan, pembersihan tempat ibadah, pengumpulan dana sosial dan sebagainya.